Pengangguran |
PENGANGGURAN
Setiap
mendengar berita atau membaca surat kabar anda mendapat mencatat data tingkat
pengangguran yang disiarkan setiap bulan. Tingkat pengangguran – persentase
angkatan kerja yang menganggur – adalah indikator kunci kesehatan perekonomian.
Karena tingkat pengangguran berhubungan erat dengan keluaran agregat
perekonomian, pengumuman angka baru setiap bulan itu dicermati benar oleh ahli
ekonomi,politisi, dan pembuat kebijakan.
Walaupun
para ahli ekonomi makro itu berminat untuk mempelajari mengapa tingkat
pengangguran naik atau turun dala periode tertentu, mereka juga berusaha untuk
menjawab pertanyaan yang lebih mendasar: Mengapa selalu ada pengangguran?
Jangan berharap bahwa tingkat penganggruan 0. Kapan saja beberapa perusahaan
bisa bangkrut karena bersaing dengan rivalnya, manajemen yang kruang baik,atau
bernasib buruk. Karyawan perusahaan-perusahaan tersebut umumnya tidak mampu
segera menemukan pekerjaan baru, dan sementara mereka mencari pekerjaan, mereka
menjadi pengangguran. Juga, pekerja yang memasuki pasar tenaga kerja untuk
pertama kalinya mungkin penganggur beberapa minggu, beberapa bulan, sebelum
akhirnya mendapatkan pekerjaan.
Jika
kita mendasarkan analisis pada penawaran dan permintaan, seperti sudah kita
lakukan dalam semua pembahasan sejauh ini kita akan mengharapkan kondisi
berubah untuk menanggapi adanya pekerja yang menaganggur itu. Dinyatakan secara
spesifik, bila ada pengangguran melebihi jumlah minimum, maka terjadi kelebihan
penawaran tenaga kerja – pada tingkat
upah sekarang, ada orang yang ingin bekerja dan tidak menemukan pekerjaan.
Dalam teori ekonomi mikro tanggapan terhadap kelebihan penawaran adalah
penurunan harga komoditas yang dibicarakan dan berakibat kenaikan jumlah yang
diminta, penurunan jumlah yang ditawarkan, sehingga keseimbangan tercapai
lagi.bila jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta pasar
mengalami keseimbangan.
Adanya
pengangguran tampaknya mengimplikasikan bahwa pasar tenaga kerja agregat tidak
berada dalam keseimbanga – bahwa ada sesuatu yang menghalangi jumlah yang
ditawarkan dan jumlah yang diminta menjadi sama. Tetapi mengapa pasar tenaga
kerja tidak terbuka peluang kerjanya ketika pasar lain melakukannya? Atau
apakah pasar tenaga kerja itu terbuka peluang kerjanya dan data pengangguran
mencerminkan sesuatu yang berbeda?
PEMERINTAHAN DALAM EKONOMI MAKRO
Banyak
pembahasan kita tentang ilmu ekonomi makro menaruh perhatian besar pada peran
potensial pemerintah dalam mempengaruhi perekonomian. Terdapat tiga jenis
kebijakan yang digunakan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian makro.
1. Kebijakan
Fiskal
2. Kebijakan
Moneter
3. Pertumbuhan
atau kebijakan sisi – penawaran
1. Kebijakan Fiskal
Merupakan
salah satu cara pemerintah federal
mempengaruhi perekonomian adalah melalui keputusan pajak dari rumah
tangga dan perusahaan serta mengeluarkan dana itu untuk barang-barang yang
berkisar dari peluru, tempat parker,pembayaran keamanan sosial sampai jalan
raya antarnegarabagian. Baik besaran
maupun komposisi dari pajak serta pengeluaran itu mempunyai pengaruh besar
terhadap perekonomian.
Salah
satu gagasan utama Keynes pada tahun 1930-an adalah kebijakan Fiskal dapat dan
hendaknya digunakan untuk menstabilkan tingkat keluaran dan peluang kerja.
secara spesifik, Keynes yakin pemerintah sebaiknya memotong pajak dan/atau
menaikkan pengeluaran – yang disebut kebijakan Fiskal ekspansioner – untuk
mengeluarkan perekonomian dari penurunan. Sebaliknya, dia mengemukakan
pemerintah hendaknya menaikkan pajak dan/atau memangkas pengeluaran– yang
disebut kebijakan Fiskal kontraksioner –
untuk mengeluarkan perekonomian dari inflasi.
1.
Kebijakan
Moneter
Pajak
dan pengeluaran bukan satu-satunya variable yang dikendalikan
pemerintah.melalui federal reserve,yakni bank central Negara,pemerintah dapat
menentukan jumlah uang dari perekonomian. Akibatnya kebijakan Moneter merupakan
salah satu topic yang paling hangat diperdebatkan. Kebanyakan ahli ekonomi
sepakat bahwa jumlah uang yang ditawarkan memepengaruhi tingkat harga
keseluruhan, tingkat suku bunga, dan tingkat kurs mata uang asing, tingkat pengangguran,
dan tingkat keluaran, kontroversi utama muncul sehubungan dengan bagaimana
kebijakan Moneter memanifetasikan diridan tepatnya seberapa luar pengaruhnya.
2.
Kebijakan
Pertumbuhan
Banyak
ahli ekonomiskeptis tentang kemampuan pemerintah untuk mengatur siklus bisnis
secara akurat dengan menggunakan kebijakan Moneter dan Fiskal. Pendapat mereka
adalahbahwa focus kebijakan pemerintah seharusnya adalah merangsang penawaran
agregat – untuk merangsang pertumbuhan potensial keluaran potensial dan
pendapatan agregat.sekelompok besar kebijakan diarahkanuntuk menaikkan tingkat
pertumbuhan. Banyak dari kebijakan itu ditargetkan pada pasar tertentu dan
umumnya dibahas dalam ilmu ekonomi mikro. Saru kerisauan utama para ahli ekonmi
makro adalahbahwa kebijakan pemerintah untuk mmembiayai pengluaran yang lebih
tinggi dari pengumpulan pajak (deficit), sebenarnya menguras seluruh simpanan
(tabungan) yang seharusnya mengalir ke dunia bisnis sehingga dapat digunakan
untuk investasi modal. Fokus lain kebijakan pemerintah yang pro-pertumbuhan
adalah system pajak. Tujuan utama reformasi pajak tahun 1981 dan 1986 adalah
mendorong orang bekerja, menabung, dan melakukan investasi dengan menurunkan
tariff pajak. Selain itu, Taxpayer Relief Act (Undang-undang keringanan bagi pembayar
pajak) tahun 1997 berisi sejumlah ukuran pro pertumbuhan.